Pernah dengar istilah "Pernikahan Dini" kan...?? Banyak teman-teman yang mengalaminya. untuk mencegahnya BKKBN punya solusinya lho... Melalui Program GenRe, Kita di ajak untuk melakukan PUP.
PUP singkatan dari Pendewaan Usia Perkawinan mencapai usia minimal 20 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.
Apa sih tujuan PUP?
Untuk memberikan pengertian dan pemahaman serta kesadaran kepada remaja dalam merencanakan keluarga, dapat mempertimbangkan berbagai aspek seperti aspek kesehatan, ekonomi, psikologis, pendidikan dan kependudukan serta perencanaan keluarga.
Pendewasaan Usia Perkawinan itu penting lhooo…! Kenapa yaa??
a.
Aspek Kesehatan
Perempuan
yang menikah kurang dari 20 tahun mempunyai risiko meninggal saat proses
kehamilan dan persalinannya, karena organ reproduksinya belum siap untuk proses
tersebut.
Tahukah
kamu
Dibandingkan kelompok perempuan usia 20-24
tahun, bagi perempuan berusia 15-19 tahun berisiko dua kali lipat meninggal
saat hamil maupun bersalin, bahkan risiko ini meningkat lima kali lipat pada
kelompok usia 10-14 tahun.
b.
Aspek Ekonomi
Kesiapan
secara ekonomi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dalam
keluarga, terdapat beberapa kebutuhan yang hendaknya dipenuhi, yaitu :
1.
Kebutuhan Primer
Kebutuhan
primer keluarga adalah kebutuhan yang sangat dibutuhkan oleh keluarga dan
sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya Kebutuhan makan, minum, pakaian dan
tempat tinggal.
2.
Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan
sekunder keluarga adalah kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan
primer terpenuhi. Contohnya kebutuhan alat komunikasi, kesehatan dan
pendidikan.
3.
Kebutuhan tersier
Kebutuhan
tersier keluarga adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana
dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan Primer dan kebutuhan
Sekunder. Contohnya adalah mobil, apartemen, dan lain sebagainya.
c.
Aspek psikologis
Berdasarkan
masa perkembangan manusia, pada usia 20-24 tahun remaja memasuki masa dewasa
awal, dimana remaja mulai mengalami kematangan fisik dan emosi.
Kesiapan
psikologis yang perlu dimiliki sebelum remaja memasuki kehidupan perkawinan
yaitu :
1.
Kematangan emosi
Perkawinan
usia muda dimana emosi masih belum stabil dan dapat menimbulkan persoalan dalam
rumah tangga. Kematangan emosi ini akan semakin meningkat seiring dengan
pertambahan usia.
2.
Kemampuan penyesuaian diri
Di
dalam perkawinan terdapat banyak konsekuensi yang harus dihadapi sebagai bentuk
pergantian status dari lajang menjadi suami/istri. Perubahan status tersebut
menuntut adanya penyesuaian diri terus menerus sepanjang perkawinan.
d.
Aspek Pendidikan
Pendidikan
merupakan salah satu modal untuk mencapai kehidupan yang berkualitas.
Pernikahan di usia muda seringkali menyebabkan remaja tidak lagi bersekolah
karena mempunyai tanggungjawab baru, yaitu sebagai kepala keluarga dan calon
ayah atau istri dan calon ibu, yang diharapkan berperan lebih banyak mengurus
rumah tangga maupun menjadi tulang punggung keluarga dan keharusan mencari
nafkah.
Semakin
muda usia menikah, maka semakin rendah kesempatan remaja untuk mencapai
pendidikan yang lebih tinggi.
e.
Aspek kependudukan
Salah
satu aspek kependudukan adalah fertilitas. Fertilitas adalah kemampuan seorang
perempuan subur untuk melahirkan bayi hidup. Tingkat fertilitas dipemngaruhi
oleh median usia kawin pertama bagi perempuan. Tingginya tingkat fertilitas
akan berdampak pada laju pertumbuhan penduduk meningkat.
Tahukah
kamu….
Rata-rata, seorang wanita memiliki 300 bulan
masa reproduksi. Potensi reproduksi seorang wanita dimulai pada usia menarche (menstruasi
pertama). Potensi tersebut akan berhenti saat menopause.
Perempuan
yang menikah pada usia muda akan mempunyai rentang waktu masa reproduksi lebih
panjang sehingga berpotensi untuk mempunyai lebih banyak anak. Dengan menunda
usia perkawinan, diharapkan tingkat kelahiran akan dapat dikendalikan.
f.
Aspek Perencanaan Keluarga
Saat
berencana menikah, sebaiknya kita sudah merencanakan kapan menikah, ingin punya
anak berapa, dengan jarak kelahiran berapa tahun.
Usia
perempuan antara 20-35 tahun, merupakan periode yang paling baik untuk hamil
dan melahirkan dengan jarak ideal untuk menjarangkan kehamilan adalah 5 tahun.
Apa
saja hal-hal yang perlu disiapkan remaja sebelum menikah?
1.
Pemeriksaan Kesehatan Pranikah
Tujuannya
untuk mengetahui sejak dini penyakit yang ada pada calon pengantin, sehingga
mereka dapat mengambil keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab terkait
dengan rumah tangga mereka ke depan. Karena penyakit tersebut dapat
mempengaruhi kondisi anak atau keturunan yang akan dilahirkan, yaitu risiko
kecatatan atau kelainan, penyakit bawaan atau penyakit tertentu (seperti
thalasemia, hemophilia, buta warna, asma/alergi, dan sebagainya).
2.
Persiapan Gizi
Calon
pengantin yang akan melangsungkan pernikahan perlu meningkatkan status
kesehatan dan status gizi agar terhindar dari KEK (Kurang Energi Kronis) dan
Anemia. Calon pengantin yang mengalami KEK dapat berisiko pada saat kehamilan
dan kelahiran, seperti pendarahan, keguguran, dan Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR). Sedangkan anemia pada remaja dapat menurunkan produktivitas dan
konsentrasi belajar, serta bila hamil dapat berisiko pada saat persalinan.
3.
Imunisasi Tetanus toxoid (TT)
Untuk
keselamatan dan perlindungan diri terhadap penyakit tetanus, maka perlu
dilakukan 5 (lima) kali pemberian imunisasi TT. Adapun waktu pemberian
imunisasi TT yaitu :
TT
1 : 0 (nol) bulan
TT
2 : 1 (satu) bulan setelah TT 1
TT
3 : 6 (enam) bulan setelah TT 2
TT
4 : 12 (dua belas) bulan setelah TT 3
TT
5 : 12 (dua belas) bulan setelah TT 4
4.
Lain-lain
Hal
lain yang perlu diperhatikan adalah pemakaian NAPZA (narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif). Karena pemakaian NAPZA dapat mempengaruhi kesehatan
perempuan, terutama pada saat kehamilan.
Apa
saja manfaat dalam menunda usia perkawinan?
·
Remaja bisa menyelesaikan studinya dan meraih
cita-citanya.
·
Perencanaan jumlah anak, usia hamil dan
melahirkan serta jarak kelahiran akan membantu menghindari risiko kesakitan dan
kematian karena proses kehamilan dan persalinan.
·
Kesiapan ekonomi akan menghindarkan keluarga
dari permasalahan ekopnomi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
·
Lebih mudah melakukan penyesuaian diri dalam
perkawinan.
·
Lebih mudah menerima dan mampu menghadapi
berbagai masalah yang timbul dalam perkawinan, dengan cara yang bijaksana.
·
Mampu mewujudkan keluarga yang bahagia dan
sejahtera.
Trus,
gimana dong, kalo seseorang gagal menunda perkawinannya?
PUP
bukan sekedar menunda perkawinan sampai usia tertentu saja, akan tetapi juga
mengusahakan agar kehamilan pertama terjadi pada usia yang cukup dewasa.
Kalau
sudah terlanjur maka diupayakan agar Bulan Madu menjadi Tahun Madu. Maksudnya
tunda dulu kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi sampai usia istri
mencapai 20 tahun.
Tahukah kamu….
Jika perempuan hamil pada usia dibawah 20 tahun dan di ats 35 tahun,
dapat menimbulkan risiko kesakitan dan kematian, yaitu:
·
Risiko
pada Proses Kehamilan
Misalnya keguguran, Pre eklampsia,
dan Eklampsia, Infeksi, Anemia, Bayi meninggal dalam kandungan dan mempunyai
risiko terhadap terjadinya kanker rahim.
·
Risiko
pada Proses Persalinan
Misalnya premature, terjadi
kesulitan dalam Persalinan, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), Kelainan bawaan,
Kematian bayi dan Kematian ibu.