Rabu, 17 Juni 2015

Peer Counselor ( Konselor Sebaya )


Jadi, apa yang dimaksud dengan konseling sebaya ???
            Konseling adalah proses pemberian bantuan kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap suatu fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien.

Tujuan Konseling....
       Membantu klien melihat permasalahannya supaya lebih jelas sehingga klien dapat memilih sendiri jalan keluarnya...
       Apakah konseling sama dengan...

Kalau Begitu ???

Siapakah Konselor Sebaya ???    
                Konselor sebaya adalah Pendidik Sebaya yang memiliki komitmen dan motivasi yang tinggi untuk memberikan konseling program GenRe bagi kelompok remaja/mahasiswa sebayanya
                Telah mengikuti pelatihan konseling program GenRe dengan menggunakan modul dan kurikulum standar

To be peer counselor...
          Pengalaman sebagai PS
          Komitmen dan Minat
          Terbuka
          Menghargai dan Menghormati
          Sensitivitas (Peka)
          Dapat Dipercaya
          Pengetahuan yang cukup
          Keterampilan sebagai KS
          Perasaan Stabil
 
As peer counselor...
          Keterampilan Observasi
          Keterampilan Mendengar Aktif
          Keterampilan Bertanya
 
Harus, kudu, mesti, wajib 
Simulasi Konseling
  1. Tahap Awal
  2. Tahap Eksplorasi
  3. Tahap Konsolidasi
  4. Tahap Planning
  5. Tahap Termination
  6. Penutup  

Tahap Awal
                Attending : Kesiapan diri secara fisik untuk meyakinkan klien bahwa kita peduli atau berempati terhadap permasalahan mereka.
                Meliputi tatapan mata yang konstan kepada klien, postur tubuh, anggukan kepala dan ekspresi muka saat mendengar masalah mereka.


Bentuk perilaku attending

Posisi badan ( termasuk gerak isyarat dan ekspresi muka):
  • Duduk dengan badan menghadap klien
  • Tangan diatas pangkuan atau berpegang bebas atau kadang – kadang digunakan untuk menunjukkan gerak isyarat yang sedang dikomunikasikan secara verbal.
  • Responsif dengan menggunakan bagian wajah, umpamanya senyum spontan atau anggukan kepala sebagai persetujuan atau pemahaman dan kerutan dahi tanda tidak mengerti.
  • Badan tegak lurus tanpa kaku dan sekali – kali condong kearah klien untuk menunjukkan kebersamaan.

Kontak Mata
  • Kontak mata yang baik berlangsung dengan melihat klien pada waktu dia berbicara kepada konselor dan sebaliknya.
Mendengarkan
  • Memelihara perhatian penuh dengan terpusat kepada klien.
  • Mendengarkan segala sesuatu yang dikatakan klien.
  • Mendengarkan keseluruhan pribadi klien ( kata – katanya, perasaan dan perilakunya) dan memahami seluruh pesannya.
  • Mengarahkan apa yang konselor katakan terhadap apa yang telah dikatakan oleh klien.

Good Raport : Membangun hubungan yang baik sejak pertama bertemu dengan klien.
                Anda bisa bertanya mengenai kegiatan apa yang dilakukan sebelum bertemu anda, menanyakan kabar, atau hanya sekedar menanyakan "apakah anda sudah sarapan atau belum ?" 
Good  Rapport

Non Verbal
  • Menghentikan aktivitas,
  •  Membuka pintu atau    
  •  Menjemput,
  •  Jabat tangan atau senyum,
  •  Meyilahkan masuk, 
  •   Menutup pintu,
  •   Mendampingi konseling masuk,
  •    Memegang tangan atau memegang pundak (bila diperlukan dan tidak riskan   atau ada hambatan nilai), 
  •   Mempersilahkan  duduk
Verbal
  • Memberi salam atau menjawab salam
  • Menyambut nama
  • Pujian atas kedatangan konseling
  • Menanyakan kabar
  • Menanyakan kegiatan sebelumnya 

Tahap Eksplorasi

  • Probing : menggali lebih dalam lagi informasi dari diri klien. 
    • Open Question : Pertanyaan yang memancing klien untuk dapat bercerita panjang lebar mengenai masalahnya. Contoh : bagaimana hubungan anda dengan mantan anda?
    • Closed Question : Pertanyaan yang hanya memancing klien untuk menjawab iya atau tidak, sudah atau belum, dsb. Contoh : Apakah anda terlibat pada saat kejadian itu berlangsung?

  • Clarifying : mengklarifikasi mengenai ucapan ucapan atau kata kata klien kepada kita, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara konselor dan konsele. 
    Contoh : Jadi anda seperti itu karena pacar anda yang meminta anda
  • Perception Checking : menguji apakah antara konsele dan konselor sudah satu frame dalam melihat masalahnya 
    Contoh : Nah, berarti permasalahan anda itu adalah ....... Dan disebabkan oleh.....
  • Focusing : Konselor menjaga klien agar tetap fokus dalam menceritakan inti masalahnya. 
    Sehingga pada saat klien menceritakan masalah yang tidak relevan kita bisa menghentikannya dengan cara yang halus,
    "mungkin anda bisa menceritakan kembali masalah yang sebelumnya ?" sebaiknya hal ini tidak dikatakan dengan memotong pembicaraan klien, tetapi menunggu klien selesai berbicara

  • Confronting : Teknik yang digunakan untuk membuat klien berpikir dan bersifat sedikit menyerang. 
    Contoh : "lalu mengapa anda masih mau menjadi kekasihnya jika semenjak awal anda bercerita kekasih anda adalah seorang pemabuk, kejam, dan anda  tidak suka ?"  



    Tahap Konsolidasi
    Reflecting Experience :
     Menceritakan pengalaman kita yang serupa
    dengan kejadian yang dialami oleh klien,
    sehingga bisa berbagi sudut pandang.

    Tahap Planning (Perencanaan)

    • Advicing : membantu klien untuk dapat merencanakan sendiri hal apa yang akan klien lakukan setelah proses konseling ini berakhir. 
      Contoh : " lalu setelah semua hal yang terjadi ini apa yang akan anda lakukan?"

     

    • Informing : memberikan informasi dari sudut pandang kita mengenai hal yang ada dalam permasalahan klien 
      Contoh : “ berarti kalau anda memilih untuk melakukan ini, anda akan ..... dan jika anda memilih untuk melakukan...., anda akan”
    Tahap Termination
    Summarizing :
                    Menyimpulkan masalah yang dialami klien, kesimpulan dibuat berdasarkan semua hal hal yang dikemukakan oleh klien.
     Contoh : “ Ok, baik sesuai dengan pembicaraan dari awal, saya bisa menarik kesimpulan sementara bahwa...... “






Tidak ada komentar:

Posting Komentar